Injil Thomas | 8:24 AM |
Injil Thomas YESUS SEJARAH yang secara kontroversial
diramaikan kembali oleh adanya Jesus Seminar sangat berkaitan erat dengan apa
yang disebut sebagai 'Injil Thomas.' Injil Thomas bukan saja dijadikan
salah satu buaian Jesus Seminar, namun juga dijadikan komoditi cerita-cerita
fiksi sekitar kehidupan Yesus, seperti dapat kita lihat dalam film-film
fiksi-sains-alkitab seperti ‘Stigmata’ (Patricia Arquette) dan ‘The Body’
(Antonio Banderas). Pada tahun 1945-1946 di Nag Hammadi sebuah
kota di Mesir di tepi sungai Nil dalam penggalian ditemukan perpustakaan kuno
Gnostik Koptik. Dalam perpustakaan itu dijumpai banyak sekali naskah kuno yang
ditulis diatas papirus dan dijilid dengan sampul kulit. Yang terkenal dari
penemuan itu adalah 'Injil Thomas' yang ditemukan dalam versi terjemahan Yunani
yang berserakan yang diperkirakan ditulis pada tahun 150, dan terjemahan Koptik
yang bernafaskan Gnostik yang berisi kumpulan 114 'ucapan-ucapan rahasia dan
perumpamaan yang dianggap sebagai ucapan Yesus' (logion). Setengah dari isi
Injil Thomas ada dalam ke-empat Injil dan setengah lainnya baru. Tepatnya, 47
logion ada dalam Injil Markus, 40 ada dalam Q, 17 ada pada Injil Matius, dan
empat ada di Injil Lukas, dan lima ada di Injil Yohanes. KESIMPULAN JESUS SEMINAR Yang menjadi masalah sekarang adalah apakah
'ucapan-ucapan' baru dalam Injil Thomas itu merupakan hasil gereja atau memang
adalah 'ucapan asli' dari Yesus sendiri mengingat bahwa Injil Thomas
diperkirakan lebih tua dari ke empat Injil oleh sebagian ahli. Jesus Seminar
menyimpulkan bahwa karena dalam Injil Thomas ada kalimat-kalimat pendek dan
kurang adanya pandangan gereja, maka dianggap Injil Thomas cukup tua sebelum
gereja terbentuk, jadi lebih dekat pada sumber oralnya, jadi kemungkinannya
lebih asli. Demikian juga Crossan berpendapat bahwa Ketiga Injil sudah
memalsukan kata-kata ucapan Yesus. Dan Yesus dalam ketiga Injil merupakan
tafsiran tentang Yesus dari kacamata Yahudi. Yesus yang asli justru yang
bersifat non-yahudi dan bersifat kafir. Ini sesuai dengan gerakan dunia kafir
masa itu. John Dominic Crossan dan Jesus Seminar
kemudian menyimpulkan bahwa Injil Thomas ditulis sekitar AD-50 setidaknya 20
tahun sebelum Injil Markus yang dianggap naskah tertua selama ini. Maka Injil
Thomas adalah yang asli dan dianggap 'Injil ke-lima.' Bila selama ini Injil
Markus dianggap yang paling tua dan menjadi sumber penulisan Injil Matius dan
Lukas, maka sekarang mereka memastikan bahwa 'Injil Thomas' lebih dekat dengan
masa hidup Yesus sendiri yang tentunya akan lebih asli. Itulah yang disimpulkan
Jesus Seminar. Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan itulah maka Jesus Seminar
mencoba untuk menyusun gambaran mengenai Yesus Sejarah, yang tentu saja berbeda
dengan apa yang diajarkan dan disembah gereja selama ini. Sampai dimanakan
keabsahan Injil Thomas yang di-klaim Jesus Seminar sebagai 'Injil Ke-Lima' itu?
Injil Thomas yang ditemukan di Mesir memang
kalah populer dengan penemuan 'The Dead Sea Scrolls' (1947). Tetapi sejak
diterjemahkan dalam bahasa Inggeris pada tahun 1957, Injil Thomas menarik
perhatian para penyelidik dan Injil inilah yang dipopulerkan oleh Jesus
Seminar. Seminar menganggap bahwa Injil ini adalah produk yang lebih tua dari
ke-empat Injil sehingga tentu lebih akurat karena lebih dekat dengan hidup
Yesus. Hal lain yang dikemukakan adalah bahwa ucapan-ucapan Yesus dalam Injil
Thomas lebih pendek dan sederhana sehingga tentunya lebih asli di banding
ke-empat Injil lainnya yang berbentuk cerita (narasi). NAFAS GNOSTIK Argumentasi demikian memang menarik, tetapi
perlu disadari bahwa tulisan pendek tidak selalu penunjukkan lebih tua dan asli
sebab di banyak bagian lain dalam kitab-kitab Injil juga banyak bagian yang
lebih pendek dari ungkapan dalam Injil Thomas. Kenyataan yang terlihat adalah
bahwa Injil Thomas adalah produk Gnostik, suatu aliran sempalan yang berkembang
pada abad ke-II dan ke-III. Injil Thomas ditemukan dalam pustaka Gnostik
lainnya di Nag Hammadi. Mengenai faham Gnostik dibalik kitab Injil Thomas,
baiklah kita mendengarkan uraian tokoh berbobot Graham Stanton dalam tulisannya
berjudul 'Gospel Truth?' (1995, hlm.27). Stanton bukanlah tokoh asing dalam studi
Perjanjian Baru, sebab ia adalah Profesor Studi Perjanjian Baru dari King's
College, University of London sejak tahun 1977. Dan pada periode tahun 1995/96
ia dipilih sebagai Presiden Masyarakat Internasional Ahli Perjanjian Baru
'Studiorum Novi Testamenti Societas.' Ia mengemukakan bahwa pandangan Gnostik
mempercayai: "dunia adalah tempat yang jahat
diciptakan oleh Tuhan yang jahat, dan yang berbeda dari Tuhan yang benar dan
Esa. Pengikut Gnostik Kristen menganggap diri mereka sebagai keturunan Tuhan
yang esa itu, dan sebagai percikan ilahi yang terkurung dalam dunia yang jahat
ini. Kristus dikirim untuk mengingatkan pengikut Gnostik mengenai hakekat diri
mereka yang sebenarnya. Kristus memberitakan rahasia (gnosis) pada para
pengikut Gnostik agar mereka dapat melepaskan diri dari dunia yang jahat ini
dan kembali kepada Tuhan yang benar." Dari terang faham demikian jelas letak ikatan
Yesus dengan sejarah abad pertama dan kematian dan kebangkitannya tidak
mempunyai arti sama sekali. Sekalipun Injil Thomas tidak secara explisit
mengajarkan faham Gnostik, para ahli umumnya sepakat bahwa Injil Thomas
bernafas Gnostik. Bentley Layton, ahli karya Gnostik mengemukakan bahwa nafas
Injil Thomas mirip dengan buku Gnostik lain bernama 'Hymn of The Pearl' dari
sekolah Thomas yang lebih explisit mengungkapkan nafas Gnostik, sehingga mereka
yang telah membaca buku ini, dengan mudah ia akan dapat mencerna nafas Gnostik
dalam Injil Thomas. Pada awal dan akhir Kitab-Kitab Injil
identitas penulis terlihat jelas, demikian juga dalam Injil Thomas awal dan
akhir ucapan dan identitasnya menunjukkan dengan jelas faham Gnostik. Sebagai
contoh: "Ini adalah ucapan-ucapan rahasia yang disampaikan Yesus yang
hidup dan ditulis Didymus Judas Thomas. Dan ia berkata: 'Siapa menemukan arti
ucapan-ucapan ini tidak akan merasakan mati'." (Logion 1) Ucapan mengenai 'Yesus yang hidup', bagi
pengikut Thomas adalah lambang isoteris mengenai kata-kata Yesus yang lebih
bermakna bagi pengikut Gnostik sebagai kunci keselamatan daripada ajaran
kematian dan kebangkitan Yesus. Di bagian penutup, kata Thomas: "Simon
Petrus berkata kepada mereka, "Maria harus meninggalkan kita, karena
wanita tidak layak akan kehidupan." Yesus berkata: 'Lihat, aku akan
menariknya menjadi pria sehingga ia bisa ikut menjadi roh hidup yang serupa
kaum pria. Karena setiap wanita yang menjadikan dirinya pria akan masuk dalam
kerajaan Allah'." (Logion 114) Ayat demikian jelas menggambarkan nafas
Gnostik, dimana memang wanita dianggap lebih terpenjara jiwanya dan lebih
rendah dari pria dan untuk menuju keselamatan harus mengalami perubahan dari
tubuh jasmani ke mahluk rohani yang lebih tinggi derajatnya. Ayat berikut memberikan
gambaran perbedaan Gnostik Kristen dengan Kristen
Alkitabiah.
"Murid-muridnya mengatakan kepadanya: '24 nabi telah berbicara kepada
Israel, dan semuanya berkata tentang engkau.' Ia mengatakan kepada mereka:
'Kamu telah mengorbankan satu yang hidup dan kamu mengatakan tentang mereka
yang telah mati'." (Logion 52) Kunci ayat di atas adalah angka 24. Dalam
tradisi Yahudi Alkitab PL disebut sebagai terdiri 24 buku. Dari terang itu ayat
di atas justru terlihat bersifat menolak 'kekristenan yang menganggap
Yesus sebagai penggenap PL.' Penolakan akan Alkitab Yahudi ini jelas mewarisi
ajaran Marcion yang telah ditolak ajarannya yang dianggap menyesatkan pada
tahun AD-144. Sekalipun Marcion bukan pengikut Gnostik, tetapi seperti para
pengikut Gnostik, Tuhan Yesus dianggap bukan Tuhan pencipta dalam Alkitab. Sekarang bila nafas Gnostik dihilangkan,
dapatkah ditemukan 'Injil Thomas' yang asli? Dari ayat-ayat Injil Thomas yang
parallel dengan Kitab-Kitab Injil diketahui bahwa banyak di antaranya yang lebih
pendek, ini disimpulkan bahwa naskah itu mestinya lebih tua dari Injil kanonik.
Lebih pendek tidak selalu harus berarti lebih tua, sebab sekalipun Injil Markus
dianggap tertua dan menjadi sumber Injil Matius, banyak ayat-ayat parallel
dalam Injil Matius yang lebih pendek dari yang ada di Injil Markus. Kemungkinan
Injil Thomas juga mengutip dari ke-4 kitab Injil dan menyingkatnya. Perumpamaan 'Domba yang Hilang' (logion
107) lebih pendek dibandingkan Matius 18:12-14 dan Lukas 15:3-7, dan dilepaskan
dari semua konteksnya dan didahului kata 'Yesus berkata'. Tidak ada petunjuk
dalam Injil Thomas mengenai artinya. Pada pandangan pertama ayat-ayat dalam
Thomas itu seakan-akan tidak ada hubungannya dengan Matius dan Lukas dan
dianggap menunjukkan kata-kata Yesus yang asli. Namun, keadaannya tidak sesederhana itu.
Dalam Thomas, kata-kata pembuka dalam perumpamaan itu menyamakan
'kerajaan' dengan gembala yang kehilangan satu dari seratus dombanya. Kerajaan
adalah dunia para pengikut Gnostik dimana salah satunya hilang. Gembala
mencarinya bukan karena hilang tetapi karena domba itu 'besar'. Motivasi yang sama bisa dilihat di banyak
bagian Injil Thomas seperti: "Nelayan yang bijak memilih ikan besar
dari tangkapannya." (logion 8) "Biji gandum menghasilkan tanaman besar
." (logion 20) "Wanita membuat roti yang besar dari
ragi." (logion 96) Pengikut Gnostik menganggap diri mereka
sebagai umat pilihan, minoritas elit, bahkan ada ayat berbunyi: "Yesus
berkata: 'Diberkatilah mereka yang tersendiri dan superior, karena kamu akan
menemukan kerajaan; sebab kamu berasal dari situ dan kamu akan kembali ke
situ'." (logion 49) Dalam versi Thomas mengenai Perumpamaan domba
yang hilang, domba yang besar mewakili pengikut Gnostik yang tersesat dari
kerajaan dimana ia berasal. Agar perumpamaan ini menjadi ajaran Gnostik,
kemungkinan Thomas mengutipnya dari Matius atau Lukas, menyingkatnya, dan
melepaskannya dari konteksnya semula. UCAPAN-UCAPAN YESUS Mereka yang membela ketidak bergantungan
Thomas mengemukakan bahwa dalam Thomas hampir tidak ada urutan ucapan Yesus
seperti dalam Injil Sinoptik, jadi Thomas tidak memotong-motong ucapan
Yesus seperti yang ada dalam Injil sinoptik. Argumentasi demikian cukup kuat
kalau memang tidak ada urutan dalam Injil Thomas. Bila ada tanda-tanda
pengelompokan ucapan-ucapan sesuai kata kunci atau tema, maka Thomas mestinya
mempunyai motivasi untuk menghilangkan urutan ucapan-ucapan dalam Injil
kanonik. Faktanya ada juga hubungan antara ucapan-ucapan itu dalam Injil
Thomas. Dan di beberapa tempat disusun berdasarkan suatu logika sesuai pola
pikir Gnostik. Christopher Tuckett mengemukakan hal penting yaitu karena jelas
bahwa Thomas telah merevisi banyak ucapan Yesus tentunya urutannya juga bisa
diubah secara radikal. Sekarang yang perlu diamati adalah apakah ada
jejak usaha Thomas dalam membentuk dan meredaksi tulisannya itu. Bila ada,
kelihatannya Thomas mengambil bahan-bahan dari Keempat Injil dalam bentuknya
yang akhir dan bukan dari tradisi lisan. Ada petunjuk dalam Injil Thomas ke
arah ini. Para pendukung Injil Thomas menganggap bahwa petunjuk terakhir ini
sedikit jumlahnya dan memperkirakan petunjuk itu adalah tambahan kemudian yang
dimasukkan ke Injil Thomas. Mereka mengatakan bahwa versi asli dari
Thomas dalam bahasa Yunani mengutip langsung ucapan Yesus, dan baru pada proses
penerjemahan ke bahasa Koptik maka beberapa petunjuk keempat Injil masuk.
Kenyataannya petunjuk itu cukup banyak sehingga mustahil hanya merupakan
masukan kemudian tanpa disengaja. Sebagai contoh ada ayat yang berbunyi:
"Tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dibukakan."
(logion 5) Ucapan ini terdapat dalam versi Yunaninya
yang diberi kode PQxy 1, yang mirip dengan perubahan ucapan yang dilakukan dari
Markus 4:22 ke Lukas 8:17. Kelihatannya Thomas mengambil dari bahan Lukas
sebelum diterjemahkan ke bahasa Koptik. Petunjuk kuat lainnya adalah bahwa
ucapan-ucapan Yesus dalam Injil Thomas dapat ditemui pada keempat Injil, dan
juga pada tradisi 'Q', 'M' dan 'L'. Ini memberi petunjuk bahwa sekalipun mungkin
Thomas mengambil dari beberapa tradisi oral, tetapi tradisi itu sendiri
bersumber pada ke-empat Injil juga. Mungkin sekali bahwa Thomas mengutip dari
harmoni keempat Injil yang awal sebelum Tatian sesudah tahun AD-150 menyusun
harmoni keempat Injil. Jadi kemungkinan besar Injil Thomas disusun berdasarkan
keempat Injil dan tradisi lisan yang tetap beredar sekalipun keempat Injil
sudah tersusun. INJIL PENGGANTI? Injil Thomas tidak membuka jalan baru kearah
penyelidikan Yesus Sejarah, sebab yang ditemukan adalah copy dari terjemahan
koptik yang berasal dari tahun AD-350. Dan, karena ada perbedaan-perbedaan
penggunaan kata-kata dan urutan dari versi yunani dan koptiknya, text Thomas
tidak terlalu tepat. Versi awal dalam bahasa Yunani kelihatannya disusun sebelum
akhir abad ke-II, sedang versi koptik sudah jelas merupakan tulisan Gnostik.
Adalah mustahil menghilangkan ke-gnostikannya untuk memperoleh yang asli,
karena itu tidaklah tepat menjadikan Injil Thomas sebagai dasar
merekonstruksikan ajaran Yesus. Sekitar setengah dari isi Injil Thomas tidak
memiliki acuan parallel dengan keempat Injil, berapa di antaranya yang berasal
dari masa Yesus? Memang, Jesus Seminar berusaha untuk
menempatkannya dekat dengan hidup Yesus, tetapi faktanya dari yang setengah
itu, hanya ada 5 logion saja yang oleh mereka sendiri bisa dianggap asli
sebagai ucapan Yesus, yaitu: "Yesus berkata: 'Jadilah sebagai orang
yang lewat saja'." (logion 42) "Yesus berkata: 'Seseorang yang telah
menjadi kaya harus memerintah. Dan seseorang yang berkuasa harus
meninggalkannya'." (logion 81) "Yesus berkata: 'Barangsiapa dekat
dengan aku dekat dengan api, dan barangsiapa jauh dari aku jauh dari
kerajaan'." (logion 82) "Kerajaan Bapa seperti wanita yang
membawa sekeranjang makanan. Bila ia telah berjalan jauh, pegangan keranjang
itu putus dan makanannya terserak di jalan. Ia tidak menyadari keadaan itu, ia
meletakkan keranjang itu di bawah dan menemukan isinya kosong." (logion
97) "Yesus berkata: 'Kerajaan Bapa adalah
seperti seorang pria yang ingin membunuh anggota pengadilan. Di rumah ia
menancapkan pisau itu ke tembok untuk mengetahui apakah tangannya cukup kuat.
Selanjutnya ia membunuh anggota pengadilan itu'." (logion 98) Lalu bagaimana dengan sekitar setengah
lainnya yang dapat ditemukan di ke-empat Injil? Apakah versi Thomas lebih asli?
Rekonstruksi dari salinan Yunani non-Gnostik tidaklah mudah sekalipun kita
hidup seratus tahun sesudah masa hidup Yesus. Dalam usaha penyelidikan akan
kebenaran sejarah, memang yang disebut Injil Thomas tidak boleh diabaikan,
tetapi rintangannya lebih berat daripada dalam penyelidikan keempat Injil yang
lebih banyak salinan-salinannya. LALU BAGAIMANA? Dari beberapa perbincangan sekitar Jesus
Seminar dan Injil Thomas di atas kita dapat melihat bahwa apa yang dihasilkan
oleh Jesus Seminar terutama yang dihubungkan dengan Injil Thomas merupakan
rekaan yang belum terbukti kebenarannya, karena itu menjadikan kitab Thomas
sebagai Injil yang setara dengan ke-empat Injil lainnya atau bahkan
menjadikannya sebagai Injil ke-Lima sudah jelas menyesatkan. Lebih lagi,
menganggap Injil Thomas sebagai Injil yang lebih asli, dan seperti kata Crossan
bahwa keempat Injil lainnya sebagai tidak asli, justru menunjukkan dengan jelas
kemana arah misi Jesus Seminar. Lebih-lebih, hasil angket Jesus Seminar sendiri
menyebutkan bahwa dalam Injil Thomas hanya ada 6 ayat dari 114 fasal yang
dianggap sebagai ucapan Yesus yang asli. Kita perlu sadar bahwa dalam penyusunan dan
pengumpulan kitab-kitab Injil oleh para Bapak Gereja, beberapa Rasul dan saksi
mata masih hidup, sehingga mereka tentu punya alasan kuat mana yang dapat
disebut sebagai kitab Injil dan mana yang tidak diakui sebagai kitab Injil.
Teori-teori beberapa Ahli Perjanjian Baru yang sedikit jumlahnya (beberapa
puluh saja) tidak perlu membuat kita ragu, lebih-lebih jauh lebih besar
jumlahnya Ahli-Ahli Perjanjian Baru yang masih menganggap ke-empat Injil
Kanonik sebagai yang asli dan memandang Injil Thomas hanya sebagai produk
Gnostik abad ke-2, lebih-lebih adanya tokoh seperti Graham Stanton, yang
menjadi profesor Perjanjian Baru sejak tahun 1977 di King's College, University
of London dan menjadi Presiden 'Studiorum Novi Testamenti Societas', dapatlah
kita meng'amin'kan bahwa Iman Kristen masih mempunyai ke-empat Injil kanonik sebagai
dasar batu karang yang teguh, dan apa yang diberitakannya mengenai Yesus
Sejarah di dalamnya tidak perlu kita ragukan kebenarannya. Sudah duaratus tahun sejak abad ke XIX,
kritik mengenai Yesus Sejarah telah dilontarkan orang, tetapi menarik sekali bahwa
sekalipun kritik-kritik itu dilontarkan oleh teolog-teolog besar sekaliber
Albert Schweitzer maupun Rudolf Bultmann, Yesus Sejarah tetap eksis sampai saat
ini seperti apa yang disebut dalam Alkitab. Tepat apa yang dikatakan oleh Hans
Kung dalam bukunya "The Incarnation of God" (hlm.19) bahwa:
"Debat Kristologi yang timbul sejak terbitnya zaman modern belum juga
terpecahkan." Sejauh ini, baik teori kritik mutakhir dari John Dominic Crossan, John Spong, Marcus Borg, Barbara Thiering, dan Michael Baigent et.al. dalam buku-buku mereka belum menghasilkan kesimpulan yang seragam sekalipun mereka menggunakan istilah keren seperti scholars version, intelektual akademik, maupun metodologi sejarah dan sosiologi yang bersifat ilmiah. Karena itu selama belum ada pendapat yang satu dan seragam sebagai alternatif laporan Alkitab dengan bukti yang nyata, baiklah kita menunggu perdebatan di kalangan mereka sendiri sehingga menghasilkan kesimpulan yang utuh sebelum kita berpusing diri mengenai pandangan tradisional kita mengenai Yesus Sejarah seperti apa yang tertulis dalam Alkitab. Dari berbagai sumber. | |
Views: 1150 | Added by: heri | Rating: 0.0/0 | |
Total comments: 0 | |